Tak akan sempurna sebatang pohon tanpa buah, tak akan sempurna setangkai tanaman tanpa bunga, dan tak akan sempurna aku tanpa kehadiran seorang teman seperti mereka. Karena aku sangat paham betul THE MEANING OF A FRIENDSHIP.
Rumah itu begitu besar laksana singgasana seorang raja. Sempurna dengan perabot rumahnya. Banyak ruang di berbagai sudut dinding yang penuh liku. Hampir aku tak bisa mengenalnya. Arsitekur yang rumit untuk dimengerti mencerminkan nilai estetika yang ber-level ganda. Sungguh mewah dan sangat berharga. Tapi sayang, rumah itu tak berpenghuni. Sepi dan sunyi. Suram dan muram. Hampir tak ada kaki tangan yang menjamahnya. Sangat tak berguna, dan itu menuntun ku untuk mengatakan rumah itu sia-sia dan tak lagi berharga…………….
Ibarat sebuah bangunan, ingin rasanya seorang sahabat bisa memberikan fungsi perlindungan dan penganyoman. Ibarat sebuah bunga, ingin rasanya seorang sahabat mampu memberikan keindahan pada kehidupan sahabat lainnya, dan ibarat sebuah entah apa itulah namanya ingin rasanya seorang sahabat mampu membuat sahabatnya tersenyum simpul bangga dengan apa yang sahabatnya berikan. Dan itu yang ingin aku perlihatkan pada mu. Tapi mungkin aku salah bahkan bertingkah kejahuan (seperti lirik lagu persahabatan berikut)
Dulu kita sahabat
Berteman begitu hangat mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat berharap jadi kupu-kupu
Kini kita melangkah berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
Namun itu karna ku “sayang”……….
Persahabatan bagai kepompong Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong na na na na na na na na na ………..
He3x…………
Setiap insan diciptakan oleh Sang Khalik dengan karakteristik yang berbeda-beda, dengan kemampuan dan pola pikir yang berbeda pula. Sehingga kadang seseorang menganggap hal yang kita lakukan awalnya biasa dapat berubah menjadi sesuatu yang sangat luar biasa. And that’s normal. Bukan berarti aku menyalahkan kamu. Bukan! Tapi aku berbicara umum dan fakta.
Aku adalah tipe orang pemikir—memikirkan hal yang mungkin tak seharusnya orang pikir karena dianggap normal—aku merasa tidak nyaman jika bersama dengan kejanggalan. Dan itu aku rasakan di kelas selama ratusan detik lamanya. Walau aku harus menahan dan memasang topeng inosen ku dihadapan mu. Aku sangat mengakui kesalahan ku. Aku juga sempat mempertanyakan kenapa aku lakukan ini pada mu dan kenapa separah ini akibatnya. Aku tak jauh berimajinasi jika ini imbas kejahilan ku, atau boleh lah kau katakan ini kebodohanku.
Sempat juga aku berpikir, mungkin aku tak pantas untuk bergaul dengan “kalian-kalian” yang punya pikiran bahkan gaya hidup yang jauh sangat berbeda dengan ku. Mungkin “kalian” menganggap aku primitif, gak kreatif, gak inovatif, sensitif, pasif, dan if-if yang lain. It’s okay aku bisa menerimanya. tapi setidaknya berikan aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku tidak seperti yang “kalian” kira. Aku bisa jadi orang yang prospektif—tu kan nada if-nya lagi—yakni, punya pandangan hidup yang lebih baik.
“Friend As Ur Ring In Soul” bahwa kehadiran seorang sahabat dalam hidup kita ibarat cincin yang melingkar dalam jiwa kita. Tak akan ada putusnya. Bila kau menaruh cincin itu di jemari mu yang elok, pasti suatu saat kau akan lupa untuk menaruhnya dan bahkan akan tergantikan dengan yang baru. Tapi jika kau menempatkannya dalam jiwa, kau akan mengingat sahabat itu hingga kau tak lagi menatap keindahan mentari di pagi hari. Dan untuk menjadi sahabat seperti itu, harus dimulai dengan pungkasan yang mengagumkan. Itu yang ingin aku sampaikan, mungkin saja cara ku salah di mata mu bahkan seperti lirik lagu tadi, mungkin ku terlalu bertingkah kejahuan.
Setidaknya, aku mencoba menyampaikan tujuan dari apa yang sudah aku perbuat ke kamu. Ntah kau mau menerima itu sebagai sebuah alasan, pembelaan, atau permohonan. It’s up to you, yang jelas aku nggak punya niat jahat pada setiap teman ku. Teman yang bisa membuat aku tersenyum bangga dan keheranan. Melalui hasil tarian jemari ku ini, aku mohon maaf buanget ke kamu. Treat me as if you have just recognized me!!! aku nggak mau ini adalah awal dari akhir sebuah persahabatan. Aku bisa memahami jika itu sangat berat bagi kamu untuk memaafkan ku. Ingat! Orang yang dengki atau sakit ati ma orang lain lebih dari tiga hari dampaknya jauh lebih berbahanya bagi diri sendiri (aku tidak menakut-nakuti), everything is at your hand????????????????
Janganlah engkau menampakkan kebencian mu pada ku. Aku orangnya sangat sensitive dengan alam sekitar. Aku langsung berubah merasa tidak nyaman walau sering kali aku harus menahan dan bertahan. Tunjukkan kecerianmu pada ku walau hanya sekilas atau sekejab ketika aku melihat raut wajahmu. Dan jangan sesekali kau mengatakan, “aku benci tenan ma arek iki!!!!!!!!!!” aku sangat merasa bersalah dan menyesal kenapa lelucon ku memberikan rekor prestasi yang gemilang hingga aku silau melihatnya bahkan hatiku seakan teriris-iris kecil menjadi puing yang tak berbekas.
Sapalah aku bila aku tak mampu untuk mengawalinya, tegurlah aku bila aku bertingkah kejahuan, maafkan aku bila aku tak sempat untuk mengucapkan minta maaf, dan jadikan aku teman yang mampu membuat mu tersenyum dengan apa yang ALLAH titipkan ke aku selama aku menginjak bumi-Nya. Aku sebatas manusia yang pasti memiliki banyak kekurangan, sekalipun aku punya kelebihan itu hanya amanah dari ALLAH SWT. Dia sang GHOFUR, tidakkah ada pada diri mu?