Me at A glaNce

Foto saya
GRESIK BERHIAS IMAN merupakan slogan kota kelahiranku. sekarang aku menempuh pendidikan S1 di Surabaya State University, The faculty of Language and Art, English Department. pendidikan ini aku peroleh karena aku berkesempatan mendapat beasiswa mengikuti SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Mindset "The Beauty of Writing" tertanam sejak aku berada di bangku MTs setelah mengirim karya tulis ke Deteksi Jawa Pos. hobi menulis ku ini tertampung di media sekolah sampai akhirnya aku menjabat sebagai pemimpin redaksi mading SMA dan Reporter Majalah PROSPEK. it's amazing experience actually! sebelum aku menetap di kota Pahlawan untuk merampungkan studi ku, aku menulis sebuah buku panduan kepramukaan untuk adik didik ku di alamamaterku dan sekarang mencoba mengukir kembali buku baru yang berjudul " Scouting Guide " yang aku dedikasikan untuk mereka pula. aku temukan the great spirit of writing here. "Dahaga Akan Cinta dan Rindu Rosulillah" merupakan puisi ku yang menduduki posisi ketiga dalam lomba menulis puisi cinta untuk Rosulullah di Universitas Negeri Surabaya. (email: ali_rosyidi51@yahoo.com)

Senin, 30 Desember 2013

BERWISATA KARAKTER DI PERJUSAMI 2013

-->Gagasan Pemerintah Indonesia untuk menjadikan Indonesia Tahun Emas pada 2020 dibuktikan dengan penataan kembali kurikulum pendidikan. Setelah mengubah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)  menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kini diubah kembali menjadi Kurikulum 2013. Pada dasarnya, perubahan kurikulum pendidikan adalah untuk mencerdaskan anak bangsa sesuai dengan UUD 1945 sebagai hak asasi setiap warga Negara Indonesia.
           
Pemerintah Indonesia bergeming untuk mencetak generasi yang berkarakter baik dan professional dalam segala bidang. Ber-IQ tinggi saja ternyata tidak cukup untuk menjadi seorang pemimpin. Terbukti, banyaknya kasus terungkap pejabat tinggi Negara yang terlibat kasus korupsi, Narkotika, dan tindak asusila. Ini mencerminkan bahwa sesungguhnya membangun karakter (character building) yang baik untuk generasi Indonesia Emas sangatlah dibutuhkan, terutama di tingkat dasar.
            Membangun sebuah karakter bukan masalah yang mudah. Butuh keseriusan dan waktu yang cukup. Buktinya, anak lulusan SD/MI, dengan beban belajar tentang etika yang cukup selama 6 tahun, masih ditemukan siswa yang tak bersikap baik dan bertutur sopan dengan orang yang lebih tua. Dan, pernah kita dapati anak SMP/MTs melakukan tindak pidana pencurian dan pemerkosaan. Artinya, pengajaran di kelas tentang materi etika (agama dan PKn, misalnya) belum bisa membentuk sebuah karakter baik yang terlihat implementasinya. Ini bukan berarti bahwa siswa tidak paham tentang materi yang disampaikan pendidik. Hanya karena materi tersebut, bisa jadi sebatas rangkaian kata-kata yang dituturkan pendidik, belum sepenuhnya menyentuh hati siswa sehingga tidak terbentuk karakter. Itulah kemudian, saya berpendapat bahwa membentuk karakter itu butuh proses.
            Proses pendidikan karakter tidak harus selalu dikemas dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Siswa membutuhkan atmosfer KBM yang dinamis dan atraktif. Satu misal, Kompetensi Dasar materi ajar dikelola dengan mengadakan sebuah kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
            Berkiblat pada pemaparan di atas, PERKEMAHAN JUMAT SABTU MINGGU (PERJUSAMI) Pangkalan MI Hidayatul Ulum Kisik Bungah Gresik 2013 dijadikan ajang untuk melatih kompetensi siswa. Banyak karakater yang terbangun melalui beberapa kegiatan yang sengaja di-design untuk tercapainya karakter, antara lain mandiri, saling menolong, sabar, percaya diri dan jujur.
            Untuk melatih sebuah kemandirian, kegiatan ini di-setting agar siswa bermalam di tenda, tidur bersama teman-teman. Selain itu, mereka dilatih untuk mandi, masak dan makan ala masakan mereka sendiri. Tentu, ini akan memberikan pengalaman yang berbeda dimana mereka jauh dari orangtua. Segalanya harus dipersiapkan sendiri. Namun, kemandirian tersebut tidak dimaksdukan agar siswa bersifat egois, karena kekompakan dan kerjasama harus ditunjukkan oleh setiap regu untuk meraih predikat Regu Terbaik. Tentu karakter saling tolong menolong akan tumbuh sejalan dengan tercapainya tujuan bersama.
            Dalam kegiatan Jelajah Alam, siswa dihadapkan dengan banyak rintangan dari pos ke pos. siswa harus melalui halangan dan hambatan yang disiapkan Pembina. Misal, memecahkan sandi, melewati kubangan air, menembus jaring, bermain pipa, dan merangkai tandu. Semuanya perlu sabar. Seusai kegiatan ini, Pembina mengungkapkan bahwa tujuan Jelajah Alam adalah memberikan kesan bahwa hidup tidak selamanya lurus, senang dan mudah. Kadang kita akan dihadapkan dengan situasi yang membuatkan kita jenuh, bosan dan menyakitkan. Untuk melalui semua itu, hidup butuh kesabaran. Karena dengan sabar, kita bisa menikmati hidup, entah menyenangkan atau menyebalkan. Yang jelas, semuanya itu harus dilakukan dengan jujur. Kejujuran adalah pangkal dari kebagiaan. Siswa diminta melakukan segala aktivitasnya sendiri, percaya atas kemampuannya, dan menghargai usaha teman.
            Dengan rangkaian kegiatan yang dikemas dalam PERJUSAMI 2013, siswa diharapkan memiliki daya saing tinggi dan berkarakter untuk menjadi generasi Indonesia Emas 2020 :)