Me at A glaNce

Foto saya
GRESIK BERHIAS IMAN merupakan slogan kota kelahiranku. sekarang aku menempuh pendidikan S1 di Surabaya State University, The faculty of Language and Art, English Department. pendidikan ini aku peroleh karena aku berkesempatan mendapat beasiswa mengikuti SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Mindset "The Beauty of Writing" tertanam sejak aku berada di bangku MTs setelah mengirim karya tulis ke Deteksi Jawa Pos. hobi menulis ku ini tertampung di media sekolah sampai akhirnya aku menjabat sebagai pemimpin redaksi mading SMA dan Reporter Majalah PROSPEK. it's amazing experience actually! sebelum aku menetap di kota Pahlawan untuk merampungkan studi ku, aku menulis sebuah buku panduan kepramukaan untuk adik didik ku di alamamaterku dan sekarang mencoba mengukir kembali buku baru yang berjudul " Scouting Guide " yang aku dedikasikan untuk mereka pula. aku temukan the great spirit of writing here. "Dahaga Akan Cinta dan Rindu Rosulillah" merupakan puisi ku yang menduduki posisi ketiga dalam lomba menulis puisi cinta untuk Rosulullah di Universitas Negeri Surabaya. (email: ali_rosyidi51@yahoo.com)

Rabu, 10 Juni 2009

UPACARA ADAT MASYARAKAT DESA KISIK



AKULTURASI KEBUDAYAAN HINDU-ISLAM DALAM UPACARA ADAT MASYARAKAT DESA KISIK
(Studi Lapangan)

Oleh:
Tim Riset Antropologi SMA Assa’adah
(Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial Angkatan 2005-2006)
(M. Abdad Albas, Abdullah Afif, Ahmad Barok, Feri Irawan, Ahmad Fauzan, Ali Ihsan, Ainul Mustofa, Agus Budianto)

Rewriter,
Ali Rosyidi






BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Desa kisik merupakan salah satu diantara beberapa desa di kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Secara geografis, desa ini terletak diantara perkebunan dan persawahan. Desa ini terhitung sebagai desa agraris karena mayoritas penduduk pribumi mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian walaupun sebagian masyarakatnya juga memilki profesi sebagai karyawan di berbagai industri di wilayah kabupaten Gresik.
Desa merupakan tempat sekumpulan masyarakat yang setidaknya memiliki pemerintahan di dalamnya. Dalam masyarakat itulah muncul berbagai macam kebudayaan yang seterusnya dilestarikan oleh penduduk yang dianggap sebagai eksistensi keberadaan suatu kehidupan apabila memiliki nilai positif bagi perkembangan masyarakat setempat. Seperti halnya, kebudayaan yang dikemas oleh masyarakat desa kisik melalui upacara adat.
Upacara tersebut merupakan warisan tradisi leluhur yang secara turun-temurun dibudayakan oleh generasi selanjutnya karena memiliki unsur cultural dan historical terhadap eksistensi desa kisik. Selanjutnya, hal ini akan dibahas dalam sejarah asal-usul desa kisik.
Upacara adat masyarakat desa kisik ini adalah bentuk apresiasi tertinggi pada leluhur desa, yakni Mbah Sayyid Abdullah dan Mbah Sayyid Iskandar Idris. Mereka adalah dua diantara tokoh masyarakat yang terkenang sebagai pioneer desa kisik bahkan dapat dikatakan sebagai founding father yang mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai desa kisik.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang sejarah asal-usul desa, upacara adat masyarakat, dan warisan budaya desa kisik. Namun, makalah ini akan terfokus pada pembahasan prosesi upacara adat masyarakat desa yang dinilai sebagai hasil akulturasi kebudayaan hindu-islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada diskripsi latar belakang di atas, masalah penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana sejarah asal usul desa kisik?
Bagaimana prosesi upacara adat masyarakat desa kisik yang memiliki unsur akulturasi kebudayaan hindu-islam?
Bagaimana silsilah Mbah Sayyid Abdullah dan Mbah Sayyid Iskandar sebagai pioneer and founding father desa kisik?
Apa pengaruh Makam Mbah Sayyid Iskandar Idris, Mbah Sayyid Abdullah dan beberapa warisan budaya lainnya?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
untuk mengetahui sejarah asal usul desa kisik.
untuk mengetahui prosesi upacara adat masyarkat desa kisik yang memiliki unsur akulturasi kebudayaan hindu-islam.
untuk mengetahui silsilah Mbah Sayyid Abdullah, Mbah Sayyid Iskandar Idris sebagai pioneer dan founding father desa kisik.
untuk mengetahui pengaruh makan Mbah Sayyid Abdullah dan Mbah Sayyid Iskandar Idris dan warisan budaya lainnya.

D. Batasan Penelitian
Pembahasan penelitian ini dibatasi pada sejarah asal usul desa kisik, prosesi upacara adat masyarkat desa kisik yang memiliki unsur akulturasi kebudayaan hindu-islam, silsilah Mbah Sayyid Abdullah, Mbah Sayyid Iskandar Idris sebagai pioneer dan founding father desa kisik, warisan budaya leluhur yang terdapat di desa kisik, dan pengaruh makan Mbah Sayyid Abdullah dan Mbah Sayyid Iskandar Idris dan warisan budaya lainnya terhadap kehidupan masyarakat desa kisik.

E. Penegasan Judul
Akulturasi : suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing
Kebudayaan : keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat
Hindu-islam : nama agama yang diakui di Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dalam : terdapat
Upacara : kegiatan procedural yang tersusun
Adat : kebiasaan suatu kelompok masyarakat
Masyarakat : sekumpulan manusia yang ada dalam suatu wilayah dan memiliki pemerintahan.
Desa : tempat masyarakat dalam suatu wilayah yang memiliki peraturan (hukum) dan struktur pemerintahan
Kisik : salah satu nama desa di kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.


BAB II
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan estetis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan (studi literature) dan survey langsung di lapangan dengan metode observasi partisipasi, wawancara (interview), dan komparatif. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data model interaktif yang terdiri dari beberapa tahap, antara lain: pengumpulan data, reduksi data, analisa data dan penarikan kesimpulan. Ketiga tahap tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi pada proses analisa data hingga menemukan kesimpulan yang sesuai dengan rumusan permasalahan penelitian.
Observasi Partisipasi
Yaitu observasi yang dilakukan pengamat dengan melibatkan kedalam lingkungan obyek pengamat, yakni hidup bersama dengan masyarakat itu selama jangka waktu tertentu (tim sosiologi, 2002: 44).
Dalam hal tersebut peneliti melibatkan diri ke dalam masyarakat desa Kisik dalam acara upacara sedekah bumi dan haul mbah Sayyid iskandar Idris dan Mbah Sayyid Abdullah.
Wawancara (interview)
Pada dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau sumber pemberi informasi (tim Sosiologi 2002 : 45).
Komperatif
Membandingkan pendapat-pendapat dari berbagai sumber informasi kemudian menarik kesimpulan dengan pendapat sendiri.
Study Literatur
Study Literatur dalam penelitian ini untuk menggali informasi yang terdapat pada perpustakaan mengenai teori-teori dasar da konsep yang telah di tentukan oleh para ahli terdahulu dan perkembangan dalam bidang yang diteliti (Sofyan Efendi, metodologi penelitian survey 1999 : 262).


BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah asal usul desa kisik
Menurut data yang diperoleh dari hasil penelitian etnografi, di desa Kisik, desa kisik termasuk desa yang berada di perbukitan yang berbatas dengan beberapa desa, disebelah timur desa Kisik berbatasan dengan desa indro Delik, bagian utara terdapat tambak warga desa, sedangkan sebelah selatan terdapat perkebunan warga desa, dan di sebelah barat terdapat sawah warga desa yang bersambung dengan desa Abar-abir. Di desa Kisik juga terdapat makam yang dikeramatkan yang setiap tahunnya diadakan “upacara haul dan sedekah bumi”.
Warga desa Kisik mempunyai berbagai macam tradisi, misalnya terbangan (seni hadrah), istighosah, selametan, sedekah bumi, atraksi pencak silat dan masih banyak lagi yang semua itu masih berjalan sampai sekarang.
Dari hasil penelitian dapat diketahui asal-usul desa kisik, bahwa sebelum terbentuknya desa Kisik ada tiga buah perkembangan kecil yang terdiri dari.
1. Gisik
Perkampungan ini disebut perkampungan Gesek karena sebagian dari ini berupa lautan (segoro) yang tanah Geseknya naik kedaratan sehingga daratannya dipenuhi oleh tanah Gesek. Perkampungan ini terletak disebelah utara pesarean dan sekarang menjadi Dukuh Kisih desa Indrodelik.
2. Karang Dinoyo
Perkampungan ini terletak disebelah barat pesarean (makam) yang dikeramatkan. Konon diperkampungan ini terdapat seorang pepatah yang sangat sak ti yang bernama Karang Dinoyo. Oleh karena itu desa ini disebut Karang Dinoyo. Diperkampungan ini terdapat sumur yang dibuat oleh mbah Karang Dinoyo.
3. Jarak
Perkampungan ini terletak antara perkampungan Karang Dinoyo dan perkampungan Gesek. Diperkampungan ini banyak warga yang menanam pohon jarak sehingga di desa ini diberi nama perkampungan jarak.
Kemudian ke-3 desa tersebut disatukan oleh mbah Sayyid Iskandar Idris, mbah Abdullah dan mbah Bukhori menjadi sebuah desa yang diberi nama desa “karang jarak”.
Ada pun sumber-sumber yang diperoleh yaitu:
Ø Sumber Lisan
Yaitu dari hasil wawancara dengan bapak H. Moh. Kholil serta para tokoh sesepuh desa Kisik lainnya yang mengetahui sejarah tentang asal-usul desa Kisik.
Ø Sumber benda
Sumber ini diperoleh dari peninggalan benda-benda diantaranya:
1. Makam Sayyid Iskandar dan Sayyid Abdullah
Beliau adalah pendiri desa kisik, makamnyta sampai saat ini masih dijaga warga setempat yang setiap tahunnya diadakan haul.
2. Batu tempat bertapa
Batu ini tempat bertapanya Mbah Sayyid Iskandar dan Mbah Sayyid Abdullah. Batu ini berwarna merah dan berjumlah 5 buah.
3. Sumur Ketekul
Sumur ini terletak dilembah, dibawah makam Sayyid Iskandar dan Sayyid Abdullah yang dindingnya terbuat dari batu.
4. Pohon Asam
Pohon ini sangat tinggi dan besar, pohon ini sudah berumur ratusan tahun, disinilah tempat kudanya Sayyid Iskandar dan Sayyid Abdullah diikat.
Kuda itu berjumlah 2 yakni: berwarna coklat dan berwarna putih agak ke kuning-kuningan.
5. Gentong
Gentong ini terbuat dari tanah liat yang digunakan sebagai tempat air minum yang terletak disamping makam Sayyid Iskandar dan Sayyid Abdullah.
6. batu yang berbentuk Pipih dan Elips
Batu ini digunakan sebagai pijakan ketika Sayyid Iskandar dan Sayyid Abdullah berwudlu. Batu ini berjumlah 3 buah yang bertempat di telaga biru.
7. telaga biru
telaga ini mempunyai keajaiban yaitu airnya berwarna biru telaga ini dibuat oleh Sayyid Iskandar dan Sayyid Abdullah yang sampai saat ini dibuat sebagai tempat pemandian dan anehnya meskipun pada musim kemarau airnya tidak pernah habis (asat).

B. Akulturasi budaya Hindu-Islam dalam prosesi upacara adat
Sedekah bumi berasal dari dua kata, yakni sedekah dan bumi. Sedekah berasal dari bahasa arab yaitu shodaqoh yang artinya amalan, derma kepada orang yang miskin, selametan, kenduri, kalau digabung dengan kata bumi menjadi sedekah bumi yang maksudnya sedekah akan hasil bumi, baik hasil pertanian, perkebunan, maupun perikanan baik darat maupun air.
Esensi dari penyelenggaraan upacara adat ini adalah bentuk ekspresi rasa syukur masyarakat desa terhadap nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT melalui hasil bumi. Masyarakat desa juga meyakini bahwa dengan mensedekahkan (mengamalkan) sebagian harta mampu menolak balak (bahaya).
Di Indonesia hasil bumi tidak asing lagi. Namun dengan sebutan atau nama yang berbeda, di desa Kisik tradisi ini dikenal dengan nama “sedekahan” yang lebih popular adalah sedekah bumi.
Sedekahan / sedekah bumi ini sudah dimulai sejak sebelum kemerdekaan RI dan dilestarikan sampai saat ini. Sedekahan ini mulai ada setelah kehadiran mbah Sayyid Iskandar dan mbah Sayyid Abdullah didesa Kisik.
Sedekahan / sedekah bumi mempunyai maksud antara lain:
Ø Sedekahan/sedekah bumi merupakan manifestasi rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rizki kepada masyarakat desa Kisik.
Ø Sedekahan/sedekah bumi digunakan sebagai sarana bersih desa.
Dahulu upacara sedekahan/sedekah bumi dan haul mbah sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah tidak dijadikan dalam satu acara. Kemudian baru pada tahun 1960-an mulai dijadikan dalam satu acara (digabung dalam satu kegiatan) sampai saat ini.
Acara sedekah bumi dan haul biasanya dilaksanakan pada hari jum’at pahing setelah sholat jum’at. Menurut keprcayaan masyarakat desa Kisik jika tidak dilaksanakan jum’at pahing maka didesa akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Adapun yang dibawa pada saat upacara sedekah bumi dan haul desa salah satunya adalah Ancak. Ancak ini terbuat dari kayu yang dibentuk seperti tempat tidur dengan empat kaki dan diatsnya diberi beberapa jenis makanan. Ancak tersebut biasanya dibawah oleh 2 orang dengan cara dipikul. Hal ini dapat berarti bahwa ancak serta orang yang membawa tadi diibaratkan seperti rukun iman (2 orang + 4 kaki). Tujuan utama pada zaman dahulu adalah agar menimbulkan keharmonisan antara mertua dengan menantu. Dan menggambarkan keadaan bumi atau tanah pertanian masyarakat desa Kisik.
Adapun yang terdapat dalam ancak secara lebih detail adalah sebagai berikut:
a. Rengginang
Rengginang ini nterbuat dari beras ketan yang dibentuk manjadi 2 bentuk yaitu: berbentuk segi tiga dan berbentuk bulat putih dengan titik merah ditengahnya. Menurut mbah Sholeh, rengginang ini disebut tape-tape ditap dan dipepe-pepe. Rengginang yang segi tiga ini yang juga berwarna merah putih ini dipasang empat buah dan diletakkan disudut ancak. Empat buah tersebut menggambarkan Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, kiyas yang merupakan dasar hokum islam yang dipakai oleh masyarakat desa Kisik. Warna merah putih ini sudah ada sejak sebelum kemerdekaan.
b. Nasi ketan, lauk-pauk dan buah-buahan
Menggambarkan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan masyarakat desa Kisik.
c. Roti berbentuk ikan dan berbentuk kerang (udang)
Roti berbentuk ikan ini menggambarkan hasil bumi masyarakat desa Kisik dari hasil perikanan, karena masa panen masyarakat tidak bias bersama-sama, maka roti ini sebagai symbol pengganti ikan. Hal ini berarti hasil pertanian desa Kisik tidak terfokus pada pertanian darat saja tetapi pada pertanian tambak (perikanan)
d. Sate sapi
Sate sapi ada 5 tusuk yang diletakkan diatas ancak. Hal ini diibaratkan sebagai rukun islam. Tujuan dimasukkannya sate sapi dalam upacara sedekah bumi adalah mengandung nilai kebersamaan karena daging yang dipakai untuk upacara tersebut dibeli secara urunan oleh warga desa Kisik.

e. Daun pisang
Daun pisang ini berfungsi sebagai penutup ancak. Daun pisang ini dipilih karena mengandung arti bahwa pada zaman dahulu masyarakat desa Kisik menanam buah-buahan dan bukan kertas, selain itu pisang adalah makhluk Allah SWT yang tidak kenal putus asa dan juga kehidupan masyarakat islam dikisik harusnya seperti pohon pisang yang sebelum berbuah tidak akan mati, artinya: sebelum manusia mendapatkan sejatinya hidup maka tidak boleh putus asa.
Prosesi mempunyai makna pawai kalimat / perarakan dalam suatu upacara, jadi prosesi upacara sedekah bumi dan haul mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah adalah serangkaian kegiatan / urutan kegiatan dalam rangka menyambut upacara sedekah bumi dan haul.
Prosesi upacara sedekah bumi dan haul mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah berada dengan upacara-upacara sedekah bumi yang lainnya, yakni merupakan penggabungan antara dua unsur kebudayaan, yaitu kebudayaan prasejarah (cenderung pada budaya hindu) dan kebudayaan islam. Tetapi yang sangat nampak adalah kebudayaan islamnya. Pada setiap kegiatan prosesi tersebut sebelumnya dan sesudahnya diadakan serangkaian acara.
Adapun serangkaian acara dalam rangka menyambut sedekah bumi dan haul mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah pada tanggal 22 agustus 2008 adalah sebagai berikut:
ü Tanggal 11-18 agustus 2008 diadakan sepak bola antar RT
ü Tanggal 19 agustus 2008 (pagi) diadakan tadarus Qur’an bil ghoib di masjid.
ü Tanggal 19 agustus 2008 (malam) diadakan istighosah tiryaqul ghofilin ala robbil haddad.
ü Tanggal 20 agustus 2008 (pagi) diadakan tadarus Al-qur’an bin nadhor dipesantren (komplek makam mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah) yang dilakukan oleh ibu-ibu dari muslimat dan fatayat.
ü Tanggal 20 agustus 2008 (malam) diadakan istighosah wali songo dipesarean.
ü Tanggal 20 agustus (malam) diadakan istighosah muslimat di masjid Baitul Mushoddiqin Kisik.
ü Tanggal 21 agustus 2008 (pagi) diadakan tadarus al-Qur’an bin nadhor di pesantren oleh bapak-bapak.
ü Tanggal 21 agustus 2008 (malam) diadakan seni hadrah di masjid jami’ Baitul Mushoddiqin yang dihadiri oleh jamaah se-kecamatan Bungah, sebagian kecamatan sedayu, dan sebagian lagi kecamatan Manyar.
ü Tanggal 22 agustus 2008 (ba’da sholat jum’at) diadakan prosesi upacara sedekah bumi dan haul dengan acara tahlil bersama pengajian.
ü Tanggal 22 agustus 2008 (malam) sekaligus penutup, diadakan Atraksi pencak silat yang merupakan budaya asli desa Kisik. Secara turun temurun yang terkenal dengan macan yang paling sakti se-kecamatan Bungah (sumber: bapak sa’ad, pimpinan IPSI bintang sakti).

Sekilas gambaran prosesi upacara adat masyarakat desa kisik tersebut nampak nilai-nilai akulturasi kebudayaan agama hindu, yakni mengekspresikan atau mengaktualisasikan bentuk kepatuhan (ketaqwaan) melalui sesembahan atau sesaji (berupa benda atau makanan) dalam hal ini adalah variasi makanan yang disajikan di atas Ancak. Dalam upacara adat masyrarakat desa kisik ini, esesensi dari makanan tersebut bukanlah untuk dipersembahkan ke leluhur namun dijadikan sebagai hidangan pengunjung setelah acara inti upacara telah selesai dilaksanakan.
Masyarakat hindu sering melakukan upacara adat dengan memberikan sesaji kepada leluhur baik berupa makanan maupun benda-benda yang lain. Selain itu, adat tahlilan merupakan bentuk akulturasi budaya masyarakat hindu ketika menyajikan sesaji, yakni membaca mantra-mantra. Namun, oleh masyarakat islam dirubah bacaannya yang diambil dari Al qur’an atau kitab yang lain dan dikenal sebagai tahlilan atau istighosah.
Jika ditelilti secara eksplisit, upacara adat masyarakat desa kisik yang diselenggarakan di area makam Mbah Sayyid Abdullah dan Mbah Sayyid Iskandar Idris ini cenderung mengarah kepada ritual perayaan kematian leluhur dengan menghidangkan berbagai sesaji (makanan) dan melakukan kegiatan-kegiatan secara berurutan di atas. Namun, jika diteliti secara implicit dan mendalam bahwa sesungguhnya upacara adat tersebut mengaju pada ajaran agama islam, yakni mensyukuri nikmat Allah SWT yang diberikan kepada masyarakat melalui hasil bumi
Kebudayaan hindu yang teraktualisasikan dalam kebudayaan islam tersebut memberikan tambahan warisan budaya Indonesia yang dapat dijadikan cermin masyarakat lain untuk mengambil nilai positif bukan pada hal yang mengarah pada perpecahan masyarakat antar agama. Semua yang dilakukan oleh setiap manusia (masyarakat) memiliki tendensi tersendiri. Namun. Hubungan manusia dan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan makhluk lainnya harus dijaga keharmonisannya.

C. Silsilah mbah sayyid abdullah, mbah sayyid iskandar idris sebagai pioneer dan founding father desa kisik
Mengenai silsilah mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah belum diketahui secara pasti. Sebab sampai saat ini belum ada yang berhasil melakukan pencarian silsilah tersebut sampai tuntas, namun dari data yang kami peroleh, dari silsilah pangeran Ibnu Sukarso/sultan Syah Alam Akbar (ngabar) yang makamnya terdapat di desa Sukorejo Bungah Gresik. Mbah Sayyid Iskandar merupakan teman seperguruan dari pangeran Ibnu Sukarso dengan guru yang bernama Ranji Maulana Kholikul Akbar. Akan tetapi, mbah Sayyid Iskandar adalah seorang ulama yang dating dari derajat bersama dengan dua orang temannya dan masih ada hubungannya dengan Joko Tingkir (lamongan) sedangkan mbah Sayyid Abdullah adalah menantu beliau.
Semasa hidupnya, mbah Sayyid Iskandar dan mbah Sayyid Abdullah mempunyai amalan yang berbeda satu sama yang lain dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mbah Sayyid Iskandar Idris banyak melakukan amalan puasa tetapi suka tidur, sedangkan mbah Sayyid Abdullah melakukan jarang puasa tetapi tidak suka tidur (mele’an). Namun keduanya punya keistimewaan masing-masing. Salah satunya pada suatu saat mbah Sayyid Iskandar merasa kesal kepada mbah Sayyid Abdullah. Mbah Sayyid Abdullah menghabiskan semua makanan karena begitu kesalnya tempat untuk menanak nasi (pendil) dipoecahkan oleh mbah Sayyid Iskandar Idris, kemudian Mbah Sayyid Iskandar menyesali perbuatannya dan menyuruh mbah Sayyid Abdullah untuk mengembalikan pendil yang telah pecah tadi ke keadaan semula. Dengan bantuan Allah SWT pendil yang pecah tersebut dikembalikan dengan kekaromahan mbah Sayyid Abdullah, tetapi dengan rendah hati mbah Sayyid Abdullah mengatakan kalau pendil yang ada sekarang adalah hasil pembeliannya dari pasar.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh mbah Sayyid Iskandar dan mbah Sayyid Abdullah dalam menyebarkan agama islam, yakni dengan mendirikan masjid. Masjid tersebut terbuat dari batu bata yang ditumpuk /disusun satu persatu. Ketika bangunan masjid sudah hampir selesai, tiba-tiba bangunan itu ambruk karena masyarakat desa Kisik telah melanggar pesan yagn diberikan oleh mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah. Pesan tersebut agar jangan mengambil nasi dari tempatnya sampai padaalas-alasnya. Maksudnya jangan berlebih-lebihan. Batu bata yang akan digunakan tersebut sampai sekarang masih terdapat diranda langgar, tepatnya didesa Kisik Delik (sumber H. Moh. Qosyim)

D. Pengaruh makan mbah sayyid abdullah dan mbah sayyid iskandar idris dan warisan budaya lainnya

Mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid Abdullah mempunyai pengaruh terhadap masyarakat desa Kisik dan daerah sekitar banyak orang berdatangan ke Makam tersebut untuk berziarah mencari barokahnya dan yang untuk mendalami suatu ilmu kanuragan dan ingin menjdai ahli metafisik. Pada malam-malam tertentu seperti malam jum’at legi, jum’at kliwon dan jum’at wage banyak orang dating untuk melakukan seperti kegiatan tersebut. Dari sekian banyak orang dating kesana meraka ada yang memperoleh benda-benda pusaka antara lain keris, akik, pecut/cemeti, merah delima, boneka kencono (golek kencono) yang konon bias membuat wanita mabuk cinta kepada orang yang memilikinya. Tetapi tidak sembarang bias mendapatkannya. Harus melalui proses yang panjang seperti ritual, berpuasa, mele’an dzikir. Dan lain-lain.
Makam ini adalah makam seorang yang pandai memancing dilaut/pesisir. Makam ini sering di datangai oleh orang untuk berziarah dan mencari benda pusaka yang kebanyakan adalah para pencari ikan/nelayan.
Ø Makam buyut Uplek
Makam ini adalah makam seorang pengambil air yang menggunakan buyung untuk mengisi gentong dan gentong ini dilubangi sehingga tidak bias penuh. Pada saat ketika ada seorang penjajah belanda meneropong komplek makam buyut Uplik dia melihat kuburan Buyut Uplik kelihatannya seperti rumah yang terbuat dari emas dan buyung yang digunakan untuk mengambil air terbuat dari emas. Orang yang dating kemakam buyut Uplik biasanya untuk mencari ilmu kesaktiannya/ingin menjadi ahli metafisik.
Ø Makam buyut Keramat
Makam ini terdapat di dusun Kisik Delik. Biasanya orang dating kesini untuk berziarah dan mencari berkah.
Ø Gunung Pentung
Dinamakan gunung pentung karena dahulu terjadi perkelahian antara seorang mubaligh dengan seorang perampok yang bersenjata pentungan. Dalam perkelahian tersebut seorang kepala perampok tewas dan akhirnya Gunung tersebut dinamakan gunung pentung. Digunung pentung terdapat makam Raden sakti yakni R.H.Abdul Faqih.
Tempat ini digunakan untuk berziarah dan mele’an dan disekitar gunung pentung dijadikan tempat untuk mencari pesugihan (sumber: M. Mukhtar, juru kunci).
Ø Bolo Dewo
Katanya tempat ini merupakan tempat persembunyian pendukung kerajaan majapahit untuk menghindari serangan musuh. Tempat ini sekarang dihuni oleh kera putih (anoman) (sumber: H. Moh. Kholil)
Ø Telaga Biru
Tempat ini merupakan tempat mbah Sayyid Iskandar dan mbah Sayyid Abdullah mengambil air Wudlu. Dahulu air ini berwarna biru sehingga dinamakan telaga biru. Tempat ini diyakini masyarakat sebagai tempat yang angker.


BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai sejarah asal usul desa kisik, prosesi upacara adat masyarakat desa kisik, silsilah dan pengaruh makam Mbah Sayyid Abdullah, Mbah Sayyid Iskandar Idris, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebelum terbentuknya desa kisik terdapat tiga perkampungan kecil di dalamnya, yakni Gisi, Karang Diniyo, dan Jarak. Kemudian ke-3 desa tersebut disatukan oleh mbah Sayyid Iskandar Idris, mbah Abdullah dan mbah Bukhori menjadi sebuah desa yang diberi nama desa “karang jarak”.
2. Upacara adat masyarakat desa kisik di kemas dalam kegiatan yang disebut Sedekah Bumi, mengamalkan hasil bumi kepada orang lain. Hasil bumi tersebut mencakup tiga aspek, yakni hasil laut, kebun, dan sawah yang diolah menjadi makanan. Kemudian ditempat di atas sebuah tempat yang disebut Ancak. Antara lain: rengginang, nasi ketan, lauk-pauk dan buah-buahan, roti berbentuk ikan dan berbentuk kerang (udang), dan sate sapi serta daun pisang.
3. Berdasarkan sumber yang diperoleh bahwa silsilah mbah Sayyid Iskandar Idris dan mbah Sayyid berasal dari silsilah pangeran Ibnu Sukarso/sultan Syah Alam Akbar (ngabar) yang makamnya terdapat di desa Sukorejo Bungah Gresik. Mbah Sayyid Iskandar merupakan teman seperguruan dari pangeran Ibnu Sukarso dengan guru yang bernama Ranji Maulana Kholikul Akbar. Akan tetapi, mbah Sayyid Iskandar adalah seorang ulama yang dating dari derajat bersama dengan dua orang temannya dan masih ada hubungannya dengan Joko Tingkir (lamongan) sedangkan mbah Sayyid Abdullah adalah menantu beliau.
4. Terdapat beberapa tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat desa kisik, seperti Makam buyut Uplek, Makam buyut Keramat, Gunung Pentung, Bolo Dewo, dan Telaga Biru

B. Saran
Berdasarkan penelitian di atas, maka penulis menyarankan kepada para pembaca untuk menindak lanjuti penelitian ini untuk mendapatkan data perkembangan mengenai sejarah asal usul desa kisik, prosesi upacara adat masyarakat, silsilah pioneer dan founding father masyarkat desa kisik, serta warisan budaya leluhur secara lebih jelas berdasarkan sumber lisan atau tulis yang valid.

DAFTAR PUSTAKA